Aplikasi Mux Demux

Kontrol Plang Kereta Api



 
1. Tujuan[Back]
  1. Mengetahui pengertian Touch Sensor, Vibration Sensor, Sound Sensor dan Infrared Sensor
  2. Mengetahui Simulasi Rangkaian Flame Sensor, PIR Sensor, Sound Sensor dan Infrared Sensor
  3. Mengetahui tabel kebenaran dari jenis IC dan gerbang logika yang digunakan
2. Alat dan Bahan[Back]
 
Alat:

1. Catu Daya






2. Voltmeter DC


Bahan:
  
1. Transistor NPN





 
2. Dioda






3. Resistor

 



5.  IC Encoder 74147
 

6. Gerbang Logika XOR



  
7. Gerbang Logika OR








8.    Sensor Infrared

    

9. Sound Sensor






10. Sensor Vibration








11. Touch sensor






    
12. OP-AMP LM358


13. Relay
 

 

 

14. 7 Segmen BCD


L


15. Buzzer

.



16. Push button

 

 
 
17. Ground


3. Dasar Teori[Back]
 

1. Resistor


Resistor merupakan komponen pasif yang memiliki nilai resistansi tertentu dan bekerja untuk menghambat jumlah arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya resistor (fixed resistor), resistor variabel (variabel resistor), termistor, dan LDR.






Cara membaca nilai resistor

Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna :

1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama.

2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua.

3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga.

 4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n).

5. Gelang terakhir merupakan nilai toleransi dari resistor


2. Dioda


Cara Kerja Dioda:

Secara sederhana, cara kerja dioda dapat dijelaskan dalam tiga kondisi, yaitu kondisi tanpa tegangan (unbiased), diberikan tegangan positif (forward biased), dan tegangan negatif (reverse biased).

sebuah. tanpa tegangan


Pada kondisi tidak diberikan tegangan akan terbentuk suatu perbatasan medan listrik pada daerah PN junction. Hal ini terjadi diawali dengan proses difusi, yaitu perpindahannya muatan elektro dari sisi n ke sisi p. 

b. kondisi bias maju


Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal positif sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal negatif. Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi menarik bagi masing-masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik pada sisi anoda yang positif, dan ion-ion positif akan tertarik pada sisi katoda yang negatif.

c. kondisi bias terbalik


Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal negatif sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal positif. Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi menarik bagi masing-masing kutub.

3. Transistor


NPN transistor



Pada transistor NPN, semikonduktor tipe-P diapit oleh dua semikonduktor tipe-N. Transistor NPN juga dapat dibentuk dengan menghubungkan anoda dari dua dioda sebagai basis dan katoda sebagai kolektor dan emitor. Arus mengalir dari kolektor ke emitor karena potensi kolektor lebih besar daripada basis dan emitor.


PNP transistor




Pada transistor PNP, semikonduktor tipe-N diapit oleh dua semikonduktor tipe-P. Transistor PNP juga dapat dibentuk dengan menghubungkan katoda dari dua dioda sebagai basis dan anoda sebagai kolektor dan emitor. Hubungan bias mundur emitor-basis sementara kolektor-basis mundur. Jadi, arus mengalir dari emitor ke kolektor karena potensi emitor lebih besar daripada basis dan kolektor.

Transistor sebagai saklar

Jika ada arus yang cukup besar di kaki, transistor akan mencapai titk jenuh (saturasi). Pada titk jenuh ini transistor mengalirkan arus maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor seolah-olah pendek pada hubungan kolektor-emitor. Jika arus basis sangat kecil maka pengumpul dan emitor bagaikan saklar yang terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut-off sehingga tidak ada arus dari kolektor ke emitor. Nilai resistor terhubung ke basis (Rb) dapat dihitung dengan;

Rb = Vbe / Ib

Transistor sebagai penguat

Transistor sebagai booster jika bekerja di daerah aktif. koneksi, arus, dan daya dapat terhubung dengan beberapa konfigurasi seperti common emitter, common colector, dan common base.

Penguatan Arus DC = Arus Kolektor (Ic) / Arus Basis (Ib)


           4.  Gerbang Logika OR
 

Gerbang Logika OR memerlukan 2 atau Lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan 1 Keluaran (Output). Gerbang OR akan menghasilkan 1 jika salah satu dari Nilai yang layak Logika 1 dan ketika pada gerbang OR menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0, maka semua Masukan (Input) harus bernilai Logika 0.



Tabel kebenaran pada tabel diatas menggambarkan fungsi OR inklusi. Gerbang ATAU memilki keluaran (output) layak RENDAH bila semua masukan adalah layak RENDAH. Kolom keluaran pada tabel menonton bahwa hanya baris 1 pada tabel kebenaran OR yang merupakan keluaran 0, sedangkan semua baris lain merupakan keluaran 1.

 5. Gerbang XOR

 

X-OR merupakan gerbang OR yang bersifat exlusif, di mana keluarannya akan nol jika masukannya bernilai sama, dan jika salah satu masukannya berbeda maka keluarannya akan bernilai 1.


 

 

6.  Sensor Vibration 















Vibration sensor / Sensor getaran ini memegang peranan penting dalam kegiatan pemantauan sinyal getaran karena terletak di sisi depan (front end) dari suatu proses pemantauan getaran mesin. Secara konseptual, sensor getaran berfungsi untuk mengubah besar sinyal getaran fisik menjadi sinyal getaran analog dalam besaran listrik dan pada umumnya berbentuk tegangan listrik. 



Pemakaian sensor getaran ini memungkinkan sinyal getaran tersebut diolah secara elektrik sehingga memudahkan dalam proses manipulasi sinyal, diantaranya:
   - Pembesaran sinyal getaran
   - Penyaringan sinyal getaran dari sinyal pengganggu.
   - Penguraian sinyal, dan lainnya.
Sensor getaran dipilih sesuai dengan jenis sinyal getaran yang akan dipantau. Karena itu, sensor getaran dapat dibedakan menjadi:
  - Sensor penyimpangan getaran (displacement transducer)
  - Sensor kecepatan getaran (velocity tranducer)
  - Sensor percepatam getaran (accelerometer).
Pemilihan sensor getaran untuk keperluan pemantauan sinyal getaran didasarkan atas pertimbangan berikut:
  - Jenis sinyal getaran
  -  Rentang frekuensi pengukuran
  -  Ukuran dan berat objek getaran.
  -  Sensitivitas sensor
Berdasarkan cara kerjanya sensor dapat dibedakan menjadi:
   - Sensor aktif, yakni sensor yang langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa perlu catu daya
     (power supply) dari luar, misalnya Velocity Transducer.
   - Sensor pasif yakni sensor yang memerlukan catu daya dari luar agar dapat berkerja.
Grafik perbandingan frekuensi dengan sensitivitas sensor getaran :


7. Sensor Touch

Touch Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan


Pinout: 

Grafik respon:

9. Sound sensor


 

Sensor suara  adalah sebuah alat yang mampu mengubah gelombang  Sinusioda  suara menjadi gelombang sinus energi listrik (Alternating Sinusioda Electric Current). Sensor suara berkerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai sensor membran yang menyebabkan bergeraknya sensor membran yang juga terdapat sebuah kumparan kecil di balik membran tadi naik & turun. Oleh karena kumparan tersebut sebenarnya adalah sebuah lubang-lubang, maka pada saat ia bergerak naik-turun, ia juga telah membuat gelombng magnet yang melewatinya terpotong-potong. Kecepatan kumparan menentukan kuat-lemahnya gelombang listrik yang dihasilkannya.
Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya mengubah besaran suara menjadi besaran listrik, dan dipasaran sudah begitu luas penggunaannya. Komponen yang termasuk dalam Sensor suara yaitu electric condenser microphone atau mic kondenser. 
ntensitas suara adalah ukuran dari "aliran energi melewati satuan luas per satuan waktu" dan pengukuran satuan adalah W/m2 Probe intensitas suara mikrofon ini dirancang untuk menangkap intensitas suara bersama dengan unit arah aliran sebagai besaran vektor. Hal ini dicapai dengan menggabungkan lebih dari satu mikrofon di probe untuk mengukur aliran energi suara. mikrofon konvensional dapat mengukur tekanan suara (satuan: Pa), yang mewakili intensitas bunyi di tempat tertentu (satu titik), tetapi dapat mengukur arah aliran. Mikrofon intensitas bunyi Oleh karena itu digunakan untuk memeriksa sumber suara dan untuk mengukur kekuatan suara .

Prinsip kerja : 
Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya yaitu mengubah besaran suara menjadi besaran listrik. Sinyal yang masuk akan di olah sehingga menghasilkan satu kondisi yaitu kondisi 1 atau 0. Sensor suara banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, Contoh Pengaplikasian sensor ini adalah yang bekerja pada sistem robot. Suara yang diterima oleh microfon akan di transfer ke pre amp mic, fungsi pre amp mic ini adalah untuk memperkuat sinyal suara yang masuk ke dalam komponen.

Setelah sinyal suara diterima oleh preamp mic, kemudian dikirim lagi ke rangkaian pengkonfersi yang mana rangkaian ini berfungsi untuk mengubah sinyal suara yang berbentuk sinyal digital menjadi sinya analog agar dapat dibaca oleh mikrokontroler. Jika sinyal tersebut diterima oleh mikro kontroler maka akan diproses sesuai dengan program yang dibuat, apakah robot akan berjalan atau berhenti.
Suara yang masuk direkam oleh komponen kemudian akan disimpan oleh memori. Sebagai contoh jika kita bertepuk tangan 1 kali maka akan dikenal sebagai kondisi 1 atau agar robot dapat berjalan. Jika bertepuk tangan 2 kali maka robot akan mati atau mendapat sinyal kondisi 0. Penggunaan sinyal tergantung dari pengguna bagaimana dia menggunakannya.
Kesensitifan sensor suara dapat diatur, meningkatkan banyak kondensator yang digunakan pada pre amp maka akan meningkatkan daya sensitif dari sensor suara tersebut. Begitu juga pada saat penggunaan suara harus dalam kondisi tertentu, karena jika terdapat suara lain yang masuk maka tidak akan dikenal oleh sensor, begitu pula frekuensi yang digunakan harus sesuai pada saat kita menginput suara awal dan input suara pada saat menjalankan program.

 10.  Sensor Infrared





  





Infrared (IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR). Sensor infra merah atau detektor infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital yang di dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier).
Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.

Prinsip Kerja Sensor Infrared


Ketika pemancar IR memancarkan radiasi, ia mencapai objek dan beberapa radiasi memantulkan kembali ke penerima IR. Berdasarkan intensitas penerimaan oleh penerima IR, output dari sensor ditentukan.


Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2. Adalah ketika cahaya infra merah diterima oleh fototransistor maka basis fototransistor akan mengubah energi cahaya infra merah menjadi arus listrik sehingga basis akan berubah seperti saklar (swith closed) atau fototransistor akan aktif (low) secara sesaat seperti gambar 3:



Grafik Respon Sensor Infrared



Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.


11. BCD 7 Segmen

 

Dekoder merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk menampilkan kode-kode biner menjadi karakter yang dapat dilihat secara visual. Decoder BCD ke 7 segment merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah kode BCD karakter tampilan angka yang dapat dilihat secara visual. Ilustrasi dekoder BCD ke 7 segment dapat dijangkau dari gambar berikut :

Data BCD 4 bit diubah menjadi visual angka desimal 0-9 menggunakan rangkaian logika dasar digital (AND, OR dan NOR). Data BCD 4 bit tersebut diubah sesuai nilai kehancuran seperti pada tabel berikut.

 
Proses pengkodean data BCD menjadi tampilan angka desimal dilakukan secara terpisah untuk tiap ruas/segmen (ruas a- ruas g). Untuk membangun sebuah dekoder 7 segmen dari data tabel kebenaran diatas, langkah pertama adalah menentukan persamaan yang dapat mewakili fungsi dekoder tiap ruas. Setelah itu dapat di buat rangkaian decoder untuk tiap ruas menggunakan rangkaian digital dari gerbang logika dasar.
 
12. OP-AMP
 
Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai sinyal booster, dengan beberapa konfigurasi. Op-Amp ideal memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.

 Penguat pembalik

Amplifier tak membalik


pembanding


penambah
Rangkaian dasar Opamp



Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:

sebuah. Penguat tegangan tak berhingga (AV  )

b. Masukan impedansi tak berhingga (rin  )

c. Impedansi keluaran nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW  )

d. koneksi offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)





13. Relay


Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relai menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (daya rendah) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Relay Armature (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.


Ada besi atau yang disebut dengan nama inti besi dililit oleh sebuah kumparan yang bekerja sebagai pengendali. Sehingga kumparan yang diberikan arus listrik maka akan menghasilkan gaya elektromagnet. Gaya tersebut selanjutnya akan menarik perhatian untuk pindah dari biasanya tutup buka normal. Dengan demikian saklar menjadi pada posisi baru yang biasanya terbuka yang dapat menghantarkan arus listrik. Ketika armature sudah tidak dialiri arus listrik lagi maka ia akan kembali pada posisi awal, yaitu normal close.

fitur:

1. koneksi pemicu (tegangan kumparan) 5V

2. Arus pemicu 70mA

3. Beban maksimum AC 10A @ 250 / 125V

4. Maksimum baban DC 10A @ 30 / 28V

5. Peralihan maksimum

14. Motor DC


Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), ArmatureWinding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat). arang).

Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap magnet utara. Saat ini, karena kutub utara bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti


Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub-kutub tersebut terjadi, kutub kutub selatan akan berhadap-hadapan dengan kutub magnet selatan dan kutub kutub utara akan berhadapan dengan kutub magnet utara. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi untuk menolak sehingga berputar memutar dengan kumparan utara dengan magnet selatan dan kumparan selatan dengan magnet utara. Pada saat ini, arus yang mengalir ke balik dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan. 

15. Push button


Push-Button termasuk momentary-contact switch karena mengandalkan pegas  untuk terjadi di posisi atau lepas.

Simbol 




Terdapat dua konfigurasi pada Push-Button Switch (g ambar 4.3) yaitu  Biasanya terbuka (NO) dan Biasanya Tertutup. Biasanya Buka artinya sakelar akan  tetap terbuka sampai di tekan, Biasanya Tertutup artinya pada kondisi tidak di  tekan sakelar dalam keadaan tertutup jika terbuka akan terbuka.


    16. Buzzer
    Buzzer listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara.
    Simbol 



    Buzzer dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekuensi kisaran 1-5 KHz hingga 100 KHz untuk aplikasi ultrasound. koneksi operasional buzzer yang umumnya berkisar 3-12 V.   Cara Kerja Buzzer
     

      koneksi listrik yang mengalir ke buzzer akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan tersebut akan diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar oleh manusia.


4. Percobaan[Back]
 
4.1 Prosedur Percobaan 

1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan

2. Sarankan agar membaca datasheet setiap komponen

3. Cari komonen yang diperlukan di library proteus

4. pasang 7SEG-BCD, IC 74HC238, IC 74147, BATTERY, BUTTON, BUZZER, DIODE,, Touch SENSOR, SOUND SENSOR, Vibration SENSOR, Infrared sensor, INVERTER, LOGICSTATE, MOTOR, NPN, OPAMP, OR, XOR, RES, RELAY sesuai gambar rangkaian dibawah

6. Atur nilai resistor serta status logika

7. Coba dijalankan rangkaian apabila ouput hidup dan bcd seven segment menyala maka rangkaian dapat digunakan
       
4.2 Simulasi Rangakaian 
A. Gambar Rangkaian






 
B . Prinsip kerja 

Apabila vibrasion sensor dan sensor infrared tidak mendeteksi adanya getaran dan suara dimana kedua sensor berlogika 0, maka output pada sensor sebesar 0 V akan diteruskan ke pin A dan pin B 4556 sehingga seven segmen akan menampilkan angka 0 sebagai tanda bahwa kedua sensor tidak ada menedeteksi apapun.
⇉Sensor Vibration
Apabila sensor vibrasion mendeteksi adanya getaran yaitu getaran dari kereta api yang mau lewat yaitu saat sensor berlogika 1 maka output sensor sebesar 5 V diteruskan ke R1 kemudian ke Q1 terus menuju ke pin A dari Demuxtiplexer IC 4556 kemudian outputnya Akan menjadi input pada Encoder IC 74147. Kemudian tegangan diteruskan ke gerbang NOT kemudian menuju ke R4 kemudian menuju ke kaki base Q3 dimana tegangan yang terukur adalah 0.77 V yang mampu mengaktifkan transistor Q3. Karena transistor aktif, maka ada arus dari power supply menuju relay terus ke kaki kolektor terus ke kaki emiter terus ke ground. Jenis bias yang digunkaan adalah self bias. Karena adanya arus yang mengalor pada relay, maka relay menjadi aktif dimana switchnya berpindah dari kanan ke kiri sehingga rangkaian loop pada relay menjadi tertutup sehingga ada tegangan dari baterai yang mengalir pada rangkaian loop yang mengakibatkan indikator alarm dan alarm (buzzer) sebagai penanda bahwa kereta api akan lewat menjadi aktif.   
⇉Sensor Sound
Apabila sensor sound mendeteksi adanya suara yang ditimbulkan oleh kereta api (baik itu suara dari kereta api maupun alarm bahwa kereta api lewat) maka sensor akan aktif sehingga sensor berlogika 1 yang mengakibatkan adanya arus yang mengalir dari power supply menuju ke vcc kemudian dikeluarkan ke kaki Vout. Tegangan yang keluar dari kaki Vout sensor sebesar 5 V diteruskan ke R2 kemudian ke Q2 terus menuju ke pin B dari Demuxtiplexer IC 4556 kemudian outputnya Akan menjadi input pada Encoder IC 74147. Kemudian tegangan diteruskan ke gerbang NOT kemudian menuju ke R5 kemudian menuju ke kaki base Q4 dimana tegangan yang terukur adalah 0.77 V yang mampu mengaktifkan transistor Q4. Karena transistor aktif, maka ada arus dari power supply menuju relay terus ke kaki kolektor terus ke kaki emiter terus ke ground. Jenis bias yang digunkaan adalah fixed bias. Karena adanya arus yang mengalir pada relay, maka relay menjadi aktif dimana switchnya berpindah dari kanan ke kiri sehingga rangkaian loop pada relay menjadi tertutup sehingga ada tegangan dari baterai yang mengalir pada rangkaian loop yang mengakibatkan motor sebagaai plang menutup menjadi aktif dan led sebagai indikator plang mejadi katif.
⇉Sensor Infrared
Apabila sensor infrared aktif maka ada arus yang mengalir dari power supply menuju ke kaki Vcc kemudian dikeluarkan berupa tegangan di kaki Vout. Tegangan tersebut diumpankan ke sebuah resistor kemudian menuju ke OPAMP. Dimana dalam hal ini, OPAMP bertindak sebagai inverting amplifier yang mengakibatkan terjadinya penguatan pada kaki inverting sebanyak 2 kali. Hal ini mengakibatkan nilai dari Vout sama dengan 2 kali Vin. Tegangan tersebut diumpankan pada sebuah R8 kemudian diteruskan ke kaki base transistor. Tgangan yang terukur pada kaki base adalah 0.86V dimana tegangan ini sudah mampu mengaktifkan transistor sehingga transistor aktif. Untuk bias yang digunakan adalah self bias. Karena transistor aktif, maka ada arus dari power supply menuju ke relay kemudian diteruskan ke kaki kolekotor terus ke emiter terus ke ground. Karena ada arus yang mengalir pada relay, mkaa relay menjadi aktif yang ditandai dengan switch pada relay bergeser dari kanan ke kiri sehingga rangkain loop pada relay menjadi tertutup. Karena rangkaian loop pada relay menjadi tertutup, maka adanya tegangan dari baterai yang mengalir pada rangkaian loop yang kemudian mengalir ke motor yang membuat motor sebagai plang pembuka menjadi aktif. 
Apabila sensor vibration, sensor sound, dan sensor infrared tidak aktif, maka kaan berlogika 0 yang membuat motor tidak bergerak, led tidak hidup, dan buzzer pun tidak berbunyi.
⇉Sensor Touch
rangkaian ketika sensor vibration rusak
karna kontrol palang kereta api ini sangat penting maka saya menyiapkan rangkaian cadangan apabila di keadaan imerjensi yaitu ketika sensor vibration tidak aktif maka dapat dilakukan manual dengan menggunakan sensor touch.
Ketika ada kereta api yang akan lewat maka petugas akan menekan sesnor touch A, maka sensor touc A akan berlogika satu  mengeluarkan tegangan sebesar 5V, yang dihubungkan dengan transistor, sehingga transistor aktif, maka akan ada arus yang mengalir dari power supply di collector ke emitor. Di emitor ada percabangan, dimana dihubungkan dengan kaki input A dari demultiplexer. Terdapat 2 input dari demultipexer yaitu A dan B, karena A logika 1 dan B logika 0, maka input dari demultipexer adalah Q1 berlogika 0 karena aktif rendah. Output dair Q1 dihubungkan ke input 1 di encoder sehingga output dari encoder yaitu Q0 berlogika 0 karena aktif rendah. Selanjutnya dihubungkan dengan inverter, sehingga menjadi logika 1. Selanjutnya dihubungkan dengan transistor sehingga transistor aktif, maka aka nada arus yang mengalir dari collector ke emitor dan ke ground. Karena ada arus yang mengalir di relay, maka switch relay bergerak ke kiri, dimana menghubungkan batterai dengan motor, motor akan berputar yang menandakan palang kereta api turun

Ketika kereta api telah lewat, maka petugas akan menekan sesnor touch b , sehingga sensor akan mengeluarkan tegangan sebesar 5V, yang dihubungkan dengan transistor, sehingga transistor aktif, maka akan ada arus yang mengalir dari emitor Q1 yang dihubungkan dengan collector Q2 ke emitor Q2 dan berakhir ke ground.. Di emitor Q2  ada percabangan, dimana dihubungkan dengan kaki input B dari demultiplexer. Karena  B berlogika 1 maka output Demux adalah Q2 berlogika 1, yang dihubungkan dengan kaki input 2 di encoder. Maka outputnya adalah Q0 berlogika 1 dan Q1  berlogika 0. Karena Q0 berlogika 1 maka motor untuk menurunkankan plang tidak aktif.. Output dari Q1 di inverter sehingga menjadi logika 1, Selanjutnya dihubungkan dengan transistor sehingga transistor aktif, maka aka nada arus yang mengalir dari collector ke emitor dan ke ground. Karena ada arus yang mengalir di relay, maka switch relay bergerak ke kiri, dimana menghubungkan batterai dengan motor aktif. Motor untuk menaikan kembali palang kereta api

Disini juga menggunakan sensor ldr yang dipasangkan pada palang kereta api gunanya agar saat malam hari ketika kereta api akan lewat palng kereta api dapat dilihat oleh pengendara jalan. saat malam hari maka ldr tidak mendeteksi adanya cahaya matahari sehingga gerbang xor tidak aktif sehingga outputnya nol karna outputnya nol maka diberikan gernang not untuk membalikkan nya sehingga menjadi logika satu. karna berlgika satu maka dapat mengakktifkan transistor. transistor aktif maka terdapat tegangan dari power menuju ke relay lau ke kaki kolektro diteruskan ke kaki emitor lau ke ground sehingga switch pada relay berpindah ke kiri sehingga loopnya dapat akif dan dapat menghidupkan semua led




 
5. Video[Back]
 

merangkai


simulasi







 
6. Link Download[Back]

Datasheet Battery disini